Minggu, 21 April 2013

SISTEMATIKA PADA IKAN


SISTEM PERNAFASAN DAN PENCERNAAN

Sebagian besar ikan bernapas menggunakan insang, namun ada kelompok ikan yang bernapas menggunakan paru-paru. Pada ikan yang bernapas menggunakan insang masih dibedakan pada ikan bertulang sejati dan ikan bertulang lunak. Untuk penjelasan yang lebih detail mari kita lihat uraian berikut ini.
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
.
1.    Sistem Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-menerus dan berulang-ulang.
.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
a.    Fase Inspirasi
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.

b.    Fase Ekspirasi
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
.
2.    Sistem Pernapasan Pada Ikan Bertulang Rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai tutup insang (operkulum) misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat gerakan naik turun rongga mulut.
Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.
Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2. Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
.
3.    Sistem Pernapasan Pada Ikan Paru-Paru (Dipnoi)
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis. Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup walaupun airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan gelembung udara. Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan paru-paru amerika selatan, dan ikan paru-paru queensland (Australia).
Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele, gabus, gurami, dan betok memiliki alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga insang, dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2), sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2) juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.

SISTEM PENCERNAAN IKAN

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain memiliki jenis atau spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar.
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang.
Sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang ada pada daging ikan diperoleh dari luar, yaitu dengan mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses. Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem pencernaan dan kelenjar pencernaan yang terdapat pada ikan. Sedangkan mafaat dari penyusunan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau acuan bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum maupun para peneliti.

 Sistem Pencernaan
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
 Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.
2.3. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
 Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
. Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
2.6. Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi
Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh
KESIMPULAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.


Sistem Reproduksi Ikan (Sistem Anatomi Ikan)








Reproduksi pada ikan seperti halnya pada mahluk hidup lainnya, adalah suatu proses alamiah dalam rangka pengelakan spesies. Reproduksi adalah suatu proses makhluk hidup dalam usaha pengabdian spesies dan proses pemunculan spesies dengan ciri atau sifat yang merupakan kombinasi perubahan genetik. Ikan mengembangkan berbagai strategi reproduksi untuk mencapai keberhasilan reproduksi. Disini organ-organ yang terkait dengan proses reproduksi sangat berperan. Hal ini berhubungan dengan kondisi lingkungan perairan tempat hunian ikan. Perubahan lingkungan akan memberikan efek yang berbeda pada spesies ikan yang berbeda. Beberapa jenis ikan bahkan melakukan perjalanan ruaya yang jauh untuk memijah. Pemijahan yang tepat tempat dan tepat waktu untuk  kepastian keberhasilan reproduksi terkait erat dengan peran sistem endoktrin.

Berdasarkan tipe-tipe reproduksi dan seksualitas, ikan dapat di bedakan menjadi 3 tipe, yaitu :

·         Biseksual
Biseksual dapat di artikan sebagai jenis ikan yang memiliki dua kelamin dalam satu spesies atau dengan kata lain dapat di bedakan menjadi jantan dan betina. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan melihat ciri seksual primer dan sekunder nya. Ciri seksual primer hanya bisa di lihat dengan melakukan pembedahan. Ciri seksual primer hanya dapat ditandai oleh organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi; yaitu testis dan saluran pada ikan jantan, dan ovarium dan saluranya pada ikan betina. Sedangkan ciri seksual sekunder dapat dibedakan oleh dimorfise seksual atau melihat ciri morfologi dari ikan tersebut dan dikromatisme seksual dengan melihat warna dari ikan tersebut.

·         Uniseksual
Uniseksual dapat diartikan sebagai organisme yang berkelamin tunggal. Pada beberapa spesies ikan penentuan kelamin lebih mudah dilakukan karena semua individu berkelamin betina. Contoh yang tepat mengenai fenomenan ini adalah kelompok ikan molly-amazon (Poecillia formosa) merupakan ikan yang ditemukan pertama kali sebagai ikan yang berkelamin betina. Molly-amazon bertindak sebagai parasit seksual terhadap dua spesies lain dari genus yang sama. Sperma dari jantan dari jenis ikan inang diperlukan untuk mengaktifkan perkembagan telur-telur molly-amazon, tetapi penyatuan kromosom jantan dan betina tidak terjadi sehingga hanya terbentuk betina yang secara genetik seragam. Pembentukan keturunan unuseksual ini disebut dengan partenogenesis (partenos,perawan, dan genesis, kejadian). 

·         Hermaprodit
Hermaprodit dapat diartikan sebagai sebuah organisme yang memiliki kelamin ganda. Hermaprodit dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu hermaprodit singkroni, hemaprodit protandi, dan hemaprodit protogini. Hermaprodit singkroni adalah golongan ikan yang gonadnya terdapat sel kelamin jantan dan betina yang dapat aktif secara bersamaan. Hemaprodit protandi adalah golongan ikan yang dalam hidupnya mengalami perubahan jenis kelamin dari jantan menjadi betina misalnya ikan black  porgy, ikan ini pada umur tiga tahun berubah dari kelamin jantan ke betina. Hermaprodit Protogini adalah golongan ikan yang dalam hidupnya mengalami perubahan dari jenis betina menjadi jantan misalnya Labroides dimidiatus.

Organ reproduksi ikan dinamakan dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad disebutt dengan testis, pada ikan betina disebit dengan ovarium.
-          Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya memanjang (longitudinal) pada umumnya berpasangan. Beratnya bisa mencapai 12 % atau lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna putih atau kekuningan.
-          Ovarium berbentuk longitudinal. Letaknya internal dan biasanya berjumlah sepasang. Jika dalam keadaan matang ovarium bisa mencapai 30-70% dari berat tubuhnya. Warnanya pun berbeda-beda, sebagian besar berwarna keputih-putihan dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu matang. Kematangan testis dan ovarium dipengaruhi oleh umur, spesies dan, ukuran.

Ikan memiliki siklus reproduksi yang berbeda satu dengan lainya misalnya saja ikan salmon (Onchorhynchud ), lamprey laut ( Petromyzon marinus) dan sidat ( Anquilla ) yang bereproduksi satu kali dalam hidupnya. Ada juga ikan yang bereproduksi empat minggu sekali contohnya Ikan seribu (Lebistes reticulatus). Namun ada juga ikan yang memijah dua sampai tiga kali dalam setahun misalnya ikan mujair (Oreochromis mossambicus).

Dalam pemijahan ikan memiliki tempat pemijahan yang berbeda-beda, Diantaranya:
1.      Memijah pada dasar perairan yang berbatu disebut golongan ikan Litophil.
2.      Memijah pada pasir disebut golongan ikan Psamophil.
3.      Memijah pada kolam air pada kolam terbuka disebut golongan ikan Pelagophil.
4.      Memijah pada cangkang yang telah mati biasanya disebut golongan ikan Ostrachophil.

Berdasarkan tempat embrio berkembang dan tempat terjadinya pembuahan digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu:
1.      Ovivar (bertelur)
Golongan ikan ovivar adalah ikan yang mengeluarkan telur pada saat pemijahan, sebagian besar jenis ikan termasuk golongan ini. 
2.      Vivipar (beranak)
Golongan ikan vivipar adalah ikan yang perkembangan embrionya berada dalam tubuh induknya dan perkembangan embrionya dipengaruhi oleh tali plasenta, contohnya beberapa ikan elasmobranchii.
3.      Ovovivipar (bertelur beranak)
Golongan ikan ovovivipar adalah golongan ikan yang perkembangan embrionya berada dalam tubuh, namun perkembangan embrionya tidak dipengaruhi oleh tali plasenta, namun oleh kuning telur, contohnya ikan rockfish (Scorpaenidae).

Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, yaitu saat sel jantan memasuki sel telur. Fertililasi sel telur dikatakan sempurna ketika inti sel telur dan spermatozoa menyatu dalam sitoplasma telur, persatuan kedua inti sel tersebut mengakhiri proses pembuahan dan membentuk zigot. Tahap perkembangan embrio ikan dimulai dari Morula, Blastula, Gastrula, dan Organogenesis.

 
Ekskresi Ikan
Sistem Ekskresi Ikan – Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya terdapat dua jenis ikan, yaitu ikan laut dan ikan air tawar. Perbedaan salinitas lingkungan tempat hidup ikan itu menyebabkan perbedaan pada kerja ginjal dari masing-masing ikan. Pada ikan air tawar, lingkungan hipotonik menyebabkan air masuk terus-menerus ke dalam tubuh. Agar terhindar dari pengenceran cairan tubuh, ginjal ikan harus bekerja keras mengeluarkan air ini dalam bentuk urin. Darah yang membawa air dan garam-garam akan memasuki kapsula Bowman melalui glomerulus. Pada kapsul bowman akan terjadi filtrasi. Zat-zat yang masih dibutuhkan diserap kembali oleh arteri oeritubuler yang mengelilingi tubulus. Perhatikan Gambar Sistem Ekskresi Ikan berikut:
Sistem Ekskresi Ikan
Setelah penyerapan garam-garam tubuh selesai, terbentuklah urin yang pada kenyataannya tidak lebih daripada air saja, sebab sebagian besar limbah nitrogen dibuang secara difusi melalui insang. Dapat dikatakan bahwa bagi ikan air tawar, ginjal merupakan alat keseimbangan air, selain sebagai alat ekskresi. Dari ginjal, urin akan dialirkan ke saluran urin menuju kloaka atau bahkan langsung ke luar melalui pori/lubang urinaria, bersebelahan dengan lubang kotorannya. Pada beberapa jenis ikan, terutama ikan jantan, saluran urin bersatu dengan saluran reproduksi. Kantongnya disebut sinus urogenitalis.
Ikan laut menghadapi masalah yang berbeda. Justru salinitas yang tinggi menyebabkan cairan tubuhnya tersedot ke luar terus-menerus. Oleh karena itu, cara ekskresinya berbeda. Pada ikan bertulang rawan, seperti ikan hiu, ginjalnya lebih banyak menyerap urea kembali ke dalam darahnya. Ini dilakukan agar tekanan osmosis darah sama dengan tekanan osmosis air laut. Keadaan isotonis ini dapat mencegah mengalirnya cairan tubuh ke luar. Kadar urea dalam darah hiu hampir 80 kali lipat kadar urea pada vertebrata lainnya. Fungsi ginjal ikan laut sama dengan ginjal vertebrata darat, yaitu menyaring limbah nitrogen, garam-garam, dan sedikit sekali air. Pebedaan hanya terdapat pada kadar ureanya.
memiliki glomerulus. Garam-garam dan limbah nitrogen  dikeluarkan melalui tubulus dan sistem portal renal yang baik.

 



Rangka sangatlah penting bagi makhluk hidup, dengan adanya sistem rangka maka tubuh makhluk hidup bisa tegak berdiri, menunjang atau menyokong organ tubuh dan lain sebagainya.
Fungsi Rangka

 Ã˜  Menegakkan tubuh
 Ã˜  Menunjang atau menyokong organ-organ tubuh
 Ã˜  Melindungi organ-organ tubuh
 Ã˜  Pembentukan butir darah merah 

Jenis Tulang
Terdapat 2 jenis tulang, yaitu sejati dan tulang rawan. Seluruh rangka Elasmobranchii terdiri dari tulang rawan, sedangkan Osteischthyes terdiri dari tualang sejati. Tulang Osteichthyes awalnya terbentuk dari tulang rawan, kemudian materinya menjadi tulang sejati dalam bentuk khusus melalui proses osifikasi.
Bentuk Tubuh Ikan
Pada umumnya ikan berbentuk bilateral simetris, namun ada juga ikan yang berbentu non bilateral simetris, contohnya ikan ilat-ilat. Selain itu juga ada ikan yang berbentuk :
 
     1. Torpedo, contohnya : ikan tuna

  2.  Pipih/kompresed, contohnya : ikan mas

        3.  Picak/depresed, contohnya : ikan lele
  4.  Berbentuk seperti mengular, contohnya : belut, sidat 

Rangka pada ikan yang dibedakan berdasarkan letak dibagi menjadi 4 :
     1.       Rangka Eksternal
     2.       Rangka Membranous
     3.       Rangka Axial
     4.       Rangka Appendicular
Berikut penjelasannya :
    1.       Rangka Eksternal adalah rangka yang terdapat pada kulit seperti sisik, jari-jari sirip, drivat sisik yang terdapat pada kulit ikan bertulang sejati, jari-jari sirip ikan bertulang rawan, jaringan penghubung kulit, otot, tulang, dan cartilago.
      2.       Rangka Membranous terdiri dari:

3.       Rangka Axial
     4.       Rangka Appendicular
Berikut penjelasannya :
    1.       Rangka Eksternal adalah rangka yang terdapat pada kulit seperti sisik, jari-jari sirip, drivat sisik yang terdapat pada kulit ikan bertulang sejati, jari-jari sirip ikan bertulang rawan, jaringan penghubung kulit, otot, tulang, dan cartilago.
      2.       Rangka Membranous terdiri dari:



             -          Perineural
             -          Perinerium
             -          Perichondrium
             -          Periosteum
             -          Perimysium (menyeliputi otot)
             -          Peritoneum (menutupi organ tubuh)
             -          Pericardium (menutupi jantung)
             -          Tendons
             -          Mesenterium
       3.       Rangka Axial adalah rangka yang sejajar dengan sumbu axial, yang meliputi:
            1)      Tengkorak
            2)      Tulang belakang
            3)      Tulang rusuk
            4)      Tulang intermuscular
Berikut penjelasannya:
      1)      Tengkorak
Pada dasarnya perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber, yaitu :
      1.       Chondrocranium (neorocranium) : pembungkus otak yg pada mulanya berasal dari tulang rawan diganti menjadi tulang sejati
     2.       Dermocranium : tulang tengkorak yang asalnya di buat dari sisik yang berfusi dalam dermis. Kemudian bersatu dengan chondrocranium sebagai bahan dari tengkorak
     3.       Splanchnocranium : tulang tengkorak yg berasal dr rangka visceral dan kebanyakan kelak menjadi tulang pipih pada tengkorak.

    Tengkorak Ikan Elasmobranchii
Pada ikan elasmobranchi mempunyai tengkorak yang dibentuk dari rangka rawan hingga batas bagian-bagiannyatidak nyata. Sebaliknya , ikan teleostei mempunyai rangka yang sudah terossifikasi dengan baik hingga batas bagian-bagiannya muudah terlihat.
Ikan elasmobranchii, tulang tengkorak terdiri dari chondrocranium yang terdiri dari neurocranium sebagai pelindung otak dan dua pasang kasul sensory (telinga dan mata), dan branchicranium atau lengkung visceral yang dasarnya berjumlah delapan berikut drivat-drivatnya, yaitu : rahang atas (pterygoquadrate) dan rang bawah (rawan Mackel atau mandibular) yang masing-masing merupakan modifikasi lengkung visceral ke-dua; tulang hyoid, yang diduga merupakan modifikasi lengkung visceral ke-tiga, terletak di sebelah belakang rahang bawah; lengkung visceral IV sampai VIII yang menjadi lengkung insang I s/d V. Lengkung visceral I telah hilang dan berubah menjadi rawan labial (gambar 27). 
Tengkorak Ikan Teleostei
                Pada ikan teleostei, setelah kulit dan otot yang melekat dibuka maka akan terlihat neurocranium dan branchiocranium, yang terdiri dari:
     a)      Tulang supra-occipital, terletak kira-kira sebelah atas foramen magnum atau lubang syaraf medula oblongata yang berhubungan dengan vertebra.
     b)      Tulang parietal, merupakan atap tengkorak yang paling posterior terletak di anterior tulang supra-occipital.
     c)       Tulang frontal, di anterior tulang parietal di atas mata sampai bagian atas anterior mata.
     d)      Pre-frontal, tulang kecil di anterior tulang frontal.
     e)      Tulang nasal, terletak di anterior tulang frontal di antara kedua lubang hidung (nares).
    f)       Tulang rahang atas, terdiri dari tulag-tulang pre-maxilla (bibir atas) di aterior tulang nasal; maxilla, terletak di sebelah belakang pre-maxilla.
    g)      Tulang rahang bawah, terdiri dari tlang-tulang dentary atau tulang rahang bawah bagian anterior; articular, di sebelah posterior tulang dentary; dan angular, tulang kecil di bawah tulang articular.
     h)      Tulang qudrate, posterio-dorsal tulang articular, berpasangan.
     i)        Tulang pteygoid, bagian tulang pipi, terletak di antara tulang Qudrate dan maxilla, di bawah mata.
     j)        Tulang metapterygoid, di posterior tulang pterygoid dan di anterior tulang quadrate.
     k)      Lachrymal, besar, terletak anterior-ventral rongga mata di antara tulang maxilla dan tulang nasai.
     l)        Circum orbital, merupakan tulang rongga mata sebelah ventral.
    m)    Tulang pro-otic, tulang kapsul telinga terletak di posterior circum orbital.
     n)      Tulang hyomandibular, besa, terletak di atas tulang metapterygoid.
     o)      Tulang sphenotic, bagian kapsul telinga di atas hyomandibular di bawah tulang frontal, kecil.
     p)      Tulang epiotic, bgian kapsul telinga di posterior-dorsal sphenotic, kecil.
     q)      Tulang pterotic, bagian kapsul telinga di bawah epiotic di atas operculum.
     r)       Tulang symplectic, tulang kecil di ujung bawahhyomandibular.
    s)       Tulang-tulang tutup insang, terdiri dari: pre-operculum atau tutup insang anterior, di posterior tulang hyomandibular; operculum, besar dan pipih di posterior pre-operculum; sub-operculum; terletak di posterior operculum, lebih kecil dan interior-operculum terletak di bawah operculum dan pre-operculum.

    2)      Tulang belakang dan Tulang rusuk
Tulang punggung berkembang dari sclerotome yg terdapat di sekeliling notochorda dan batang saraf. Tiap-tiap pasang sclerotome berkembang menjadi 4 pasang rawan yang disebut arculia. Basidorsal (arculia yg terletak diatas notochorda dan yg didepan) akan berkembang menjadi cucuk neural dan basiventral (arculia yg terlatak di bawah notochorda dan yg di bawah) akan berkembang menjadi cucuk haemal.

 Ã˜  Berdasarkan pembentukannya, ada 2 macam tulang punggung :
   a.       Monospondyly : di bentuk dari persatuan interdorsal dan interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral somite dibelakangnya. Jika berhasil akan membentuk centrum.
    b.      Diplospondyly : jika tahap di atas gagal maka dalam satu somite akan terbentuk 2 ruas tulang punggung. Misalnya pada ikan amia
 Ã˜  Tulang punggung di badan berbeda dengan di ekor. Tiap-tiap ruas di badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan. Pada ekor tiap ruasnya di bagian bawah hanya terdapat 1 cucuk haemal dan diatas terdapat cucuk neural.

   4.       Rangka Appendicular
Yang termasuk dalam rangka appendicular pada ikan adalah tulang penyokong sirip berikut pelekatnya. Rangka appendicular sirip dorsal dan sirip anal ikan-ikan teleostei adalah tulang pterygyophore, yang terdiri dari pterygyphore proximal (axonost), terdapat diantara duri neural atau hemal; pterygyophore intermediate di sebelah luarnya; dan pterygyophore distal (baseost), terletak di paling luar yang berhubungan dengan jari-jari sirip.
Pada ikan Elasmobranchii, sirip dorsal dan sirip anal ditunjang oleh rangka rawan, yang terdiri dari rawan basalia, yang berdekatan dengan vertebra dan rawan radial di dekat jari sirip. Rangka appendicular sirip pectoral ikan elasmobranchii berupa rawan coraco-scapular yang kuat berbentuk huruf U, terdiri dari sepasang coracoid pada bagian ventral tempat melekat sirip pada ujungnya, scapular di bagian atas coracoid dan suprascapular pada bagian paling ujung. Pada ikan teleostei, rangka appendicular sirip pectoral terdiri dari rangka rawan, yaitu sepasang coracoid; scapular; dan radialia, yng berhubungan langsung dengan jari-jari sirip, dan dari rangka dermal yaitu cleitrum; supra-cleitrum di atasnya; dan post-cleitrum di bagian posterior
Sirip vetral ikan elasmobranchii ditunjang oleh tulang rawan pelvic; tulang basipterigium terdapat dibawahnya, tempat menempel sirip ventral; dan raawan bsal (axial) yang merupakan lanjutan dari basipterigium. Pada ikan elasmobranchii jantan dewasa, rawan basal (axial) tersebut dilengkapi dengn alat bantu kopulasi yang disebut Clasper. Pada ikan teleostei, sirip ventralmenempel pada tulang-tulang basipterygium, yang bagian anteriornya berhubungan dengan tulang cleithrum dari sirip pecyoral.




             -          Perineural
             -          Perinerium
             -          Perichondrium
             -          Periosteum
             -          Perimysium (menyeliputi otot)
             -          Peritoneum (menutupi organ tubuh)
             -          Pericardium (menutupi jantung)
             -          Tendons
             -          Mesenterium
       3.       Rangka Axial adalah rangka yang sejajar dengan sumbu axial, yang meliputi:
            1)      Tengkorak
            2)      Tulang belakang
            3)      Tulang rusuk
            4)      Tulang intermuscular
Berikut penjelasannya:
      1)      Tengkorak
Pada dasarnya perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber, yaitu :
      1.       Chondrocranium (neorocranium) : pembungkus otak yg pada mulanya berasal dari tulang rawan diganti menjadi tulang sejati
     2.       Dermocranium : tulang tengkorak yang asalnya di buat dari sisik yang berfusi dalam dermis. Kemudian bersatu dengan chondrocranium sebagai bahan dari tengkorak
     3.       Splanchnocranium : tulang tengkorak yg berasal dr rangka visceral dan kebanyakan kelak menjadi tulang pipih pada tengkorak.

    Tengkorak Ikan Elasmobranchii
Pada ikan elasmobranchi mempunyai tengkorak yang dibentuk dari rangka rawan hingga batas bagian-bagiannyatidak nyata. Sebaliknya , ikan teleostei mempunyai rangka yang sudah terossifikasi dengan baik hingga batas bagian-bagiannya muudah terlihat.
Ikan elasmobranchii, tulang tengkorak terdiri dari chondrocranium yang terdiri dari neurocranium sebagai pelindung otak dan dua pasang kasul sensory (telinga dan mata), dan branchicranium atau lengkung visceral yang dasarnya berjumlah delapan berikut drivat-drivatnya, yaitu : rahang atas (pterygoquadrate) dan rang bawah (rawan Mackel atau mandibular) yang masing-masing merupakan modifikasi lengkung visceral ke-dua; tulang hyoid, yang diduga merupakan modifikasi lengkung visceral ke-tiga, terletak di sebelah belakang rahang bawah; lengkung visceral IV sampai VIII yang menjadi lengkung insang I s/d V. Lengkung visceral I telah hilang dan berubah menjadi rawan labial (gambar 27). 
Tengkorak Ikan Teleostei
                Pada ikan teleostei, setelah kulit dan otot yang melekat dibuka maka akan terlihat neurocranium dan branchiocranium, yang terdiri dari:
     a)      Tulang supra-occipital, terletak kira-kira sebelah atas foramen magnum atau lubang syaraf medula oblongata yang berhubungan dengan vertebra.
     b)      Tulang parietal, merupakan atap tengkorak yang paling posterior terletak di anterior tulang supra-occipital.
     c)       Tulang frontal, di anterior tulang parietal di atas mata sampai bagian atas anterior mata.
     d)      Pre-frontal, tulang kecil di anterior tulang frontal.
     e)      Tulang nasal, terletak di anterior tulang frontal di antara kedua lubang hidung (nares).
    f)       Tulang rahang atas, terdiri dari tulag-tulang pre-maxilla (bibir atas) di aterior tulang nasal; maxilla, terletak di sebelah belakang pre-maxilla.
    g)      Tulang rahang bawah, terdiri dari tlang-tulang dentary atau tulang rahang bawah bagian anterior; articular, di sebelah posterior tulang dentary; dan angular, tulang kecil di bawah tulang articular.
     h)      Tulang qudrate, posterio-dorsal tulang articular, berpasangan.
     i)        Tulang pteygoid, bagian tulang pipi, terletak di antara tulang Qudrate dan maxilla, di bawah mata.
     j)        Tulang metapterygoid, di posterior tulang pterygoid dan di anterior tulang quadrate.
     k)      Lachrymal, besar, terletak anterior-ventral rongga mata di antara tulang maxilla dan tulang nasai.
     l)        Circum orbital, merupakan tulang rongga mata sebelah ventral.
    m)    Tulang pro-otic, tulang kapsul telinga terletak di posterior circum orbital.
     n)      Tulang hyomandibular, besa, terletak di atas tulang metapterygoid.
     o)      Tulang sphenotic, bagian kapsul telinga di atas hyomandibular di bawah tulang frontal, kecil.
     p)      Tulang epiotic, bgian kapsul telinga di posterior-dorsal sphenotic, kecil.
     q)      Tulang pterotic, bagian kapsul telinga di bawah epiotic di atas operculum.
     r)       Tulang symplectic, tulang kecil di ujung bawahhyomandibular.
    s)       Tulang-tulang tutup insang, terdiri dari: pre-operculum atau tutup insang anterior, di posterior tulang hyomandibular; operculum, besar dan pipih di posterior pre-operculum; sub-operculum; terletak di posterior operculum, lebih kecil dan interior-operculum terletak di bawah operculum dan pre-operculum.

    2)      Tulang belakang dan Tulang rusuk
Tulang punggung berkembang dari sclerotome yg terdapat di sekeliling notochorda dan batang saraf. Tiap-tiap pasang sclerotome berkembang menjadi 4 pasang rawan yang disebut arculia. Basidorsal (arculia yg terletak diatas notochorda dan yg didepan) akan berkembang menjadi cucuk neural dan basiventral (arculia yg terlatak di bawah notochorda dan yg di bawah) akan berkembang menjadi cucuk haemal.

 Ã˜  Berdasarkan pembentukannya, ada 2 macam tulang punggung :
   a.       Monospondyly : di bentuk dari persatuan interdorsal dan interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral somite dibelakangnya. Jika berhasil akan membentuk centrum.
    b.      Diplospondyly : jika tahap di atas gagal maka dalam satu somite akan terbentuk 2 ruas tulang punggung. Misalnya pada ikan amia
 Ã˜  Tulang punggung di badan berbeda dengan di ekor. Tiap-tiap ruas di badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan. Pada ekor tiap ruasnya di bagian bawah hanya terdapat 1 cucuk haemal dan diatas terdapat cucuk neural.

   4.       Rangka Appendicular
Yang termasuk dalam rangka appendicular pada ikan adalah tulang penyokong sirip berikut pelekatnya. Rangka appendicular sirip dorsal dan sirip anal ikan-ikan teleostei adalah tulang pterygyophore, yang terdiri dari pterygyphore proximal (axonost), terdapat diantara duri neural atau hemal; pterygyophore intermediate di sebelah luarnya; dan pterygyophore distal (baseost), terletak di paling luar yang berhubungan dengan jari-jari sirip.
Pada ikan Elasmobranchii, sirip dorsal dan sirip anal ditunjang oleh rangka rawan, yang terdiri dari rawan basalia, yang berdekatan dengan vertebra dan rawan radial di dekat jari sirip. Rangka appendicular sirip pectoral ikan elasmobranchii berupa rawan coraco-scapular yang kuat berbentuk huruf U, terdiri dari sepasang coracoid pada bagian ventral tempat melekat sirip pada ujungnya, scapular di bagian atas coracoid dan suprascapular pada bagian paling ujung. Pada ikan teleostei, rangka appendicular sirip pectoral terdiri dari rangka rawan, yaitu sepasang coracoid; scapular; dan radialia, yng berhubungan langsung dengan jari-jari sirip, dan dari rangka dermal yaitu cleitrum; supra-cleitrum di atasnya; dan post-cleitrum di bagian posterior
Sirip vetral ikan elasmobranchii ditunjang oleh tulang rawan pelvic; tulang basipterigium terdapat dibawahnya, tempat menempel sirip ventral; dan raawan bsal (axial) yang merupakan lanjutan dari basipterigium. Pada ikan elasmobranchii jantan dewasa, rawan basal (axial) tersebut dilengkapi dengn alat bantu kopulasi yang disebut Clasper. Pada ikan teleostei, sirip ventralmenempel pada tulang-tulang basipterygium, yang bagian anteriornya berhubungan dengan tulang cleithrum dari sirip pecyoral.
 
SISTEM SARAF DAN SENSORIK IKAN

Sistem saraf adalah sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang hormon dikirim ke organ target dan aktivitas metabolisme dibutuhkan  akan merangsang jaringan-jaringan.
v Sistem saraf terdiri dari :
1. sistem cerebro spinal :
2. sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
3. sistem saraf tepi
4. sistem otonomi : simpati dan parasimpati
5. organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
6. sistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL  mendeteksi kondisi lingkungan (pH, suhu,)
Vertebrata ( hewan bertulang belakang ) menerima rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa (sense organ) yaitu otak dan sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke otak atau kelenjar.
Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung. System syaraf bersama-sama dengan system hormonal mengatur peranan penting dalam proses koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh. Perbedaannya adalah bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan relative cepat jika dibandingkan melalui system hormonal.
Pusat koordinasi syaraf terdapat pada otak dan sumsum tulang belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls syaraf yang dibawa oleh syaraf motoris ke organ-organ efektor, dan sebaliknya, otak akan menerima informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh syaraf sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron. Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris, efektor dan reseptor.


Ikan biasanya memiliki cukup kecil otak relatif terhadap ukuran tubuh dibandingkan dengan vertebrata lainnya, biasanya satu-lima belas massa otak dari burung berukuran sama atau mamalia. Namun, ikan beberapa memiliki otak yang relatif besar, terutama mormyrids dan hiu , yang telah untuk berat badan otak tentang besar sebagai relatif burung dan marsupial.
Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah.  Di depan adalah lobus penciuman , sepasang struktur yang menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua saraf penciuman  Lobus penciuman yang sangat besar dalam ikan yang berburu terutama oleh bau, seperti. hagfish, hiu, dan lele. Di balik cuping pencium adalah dua-lobed telencephalon , setara struktural ke otak dalam vertebrata yang lebih tinggi. Dalam ikan telencephalon yang bersangkutan kebanyakan dengan penciuman

Bersama ini membentuk struktur otak depan. Menghubungkan otak depan untuk otak tengah adalah diencephalon (dalam diagram, struktur ini adalah di bawah lobus optik dan akibatnya tidak terlihat). Diensephalon melakukan fungsi yang berhubungan dengan hormon dan homeostasis. Struktur ini mendeteksi cahaya, memelihara circadian irama, dan kontrol perubahan warna. Para otak tengah atau mesencephalon berisi dua lobus optik .Ini sangat besar pada spesies yang berburu dengan pengelihatan, seperti rainbow trout dan Cichlids. The hindbrain atau metencephalon terutama terlibat dalam kolam dan keseimbangan.

Serebelum adalah sebuah struktur lobed tunggal yang biasanya merupakan bagian terbesar dari otak. Hagfish dan lamprey memiliki cerebellae relatif kecil, sedangkan mormyrid otak kecil yang besar dan tampaknya mereka terlibat dalam arti listrik. Batang otak atau myelencephalon adalah otak posterior. Dan juga mengendalikan beberapa otot dan organ tubuh, pada ikan bertulang setidaknya, batang otak mengatur pernapasan dan osmoregulasi .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar