SISTEM
PERNAFASAN DAN PENCERNAAN
Sebagian besar ikan bernapas menggunakan insang, namun
ada kelompok ikan yang bernapas menggunakan paru-paru. Pada ikan yang bernapas
menggunakan insang masih dibedakan pada ikan bertulang sejati dan ikan
bertulang lunak. Untuk penjelasan yang lebih detail mari kita lihat uraian
berikut ini.
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan
selalu lembab. Bagian terluar dari insang berhubungan dengan
air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen
dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi
keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes)
insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum),
sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya
tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada pula
kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis),
yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai
alat pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam,
penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
.
1. Sistem Pernapasan Pada Ikan Bertulang
Sejati
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu
ikan mas. Insang ikan mas tersimpan dalam rongga insang yang
terlindung oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan mas
terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna
putih, rigi-rigi insang yang berfungsi untuk menyaring air
pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang.
Filamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah
muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan
merupakan cabang dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas
CO2 dan O2 berlangsung.
Gas O2 diambil dari gas O2 yang
larut dalam air melalui insang secara difusi. Dari insang, O2 diangkut darah
melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas
CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung menuju
insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara
terus-menerus dan berulang-ulang.
.
Mekanisme pernapasan ikan bertulang
sejati dilakukan melalui mekanisme inspirasi dan ekspirasi.
a. Fase Inspirasi
Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup
insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah
besar, sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan
udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah
mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b. Fase Ekspirasi
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut,
celah mulut menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti
membukanya celah insang. Air dalam mulut mengalir melalui celah-celah
insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Pada tempat ini
terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke
dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk
ke dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah
untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada
fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan
akan bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
.
2. Sistem Pernapasan Pada Ikan Bertulang
Rawan
Insang ikan bertulang rawan tidak mempunyai
tutup insang (operkulum) misalnya pada ikan hiu. Masuk dan keluarnya
udara dari rongga mulut, disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga
mulut yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut akibat
gerakan naik turun rongga mulut.
Bila dasar mulut bergerak ke bawah, volume rongga
mulut bertambah, sehingga tekanannya lebih kecil dari tekanan air di
sekitarnya. Akibatnya, air mengalir ke rongga mulut melalui celah mulut
yang pada akhirnya terjadilah proses inspirasi.
Bila dasar mulut bergerak ke atas, volume rongga
mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air
mengalir ke luar melalui celah insang dan terjadilah proses ekspirasi CO2.
Pada saat inilah terjadi pertukaran gas O2 dan CO2.
.
3. Sistem Pernapasan Pada Ikan Paru-Paru
(Dipnoi)
Pernapasan ikan paru-paru menyerupai
pernapasan pada Amphibia. Selain mempunyai insang, ikan
paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti paru-paru
yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, yaitu pulmosis.
Pulmosis banyak dikelilingi pembuluh darah dan dihubungkan dengan
kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan
masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung dan sebaliknya,
sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di
sungai. Ikan ini mampu bertahan hidup walaupun airnya kering dan
insangnya tidak berfungsi, karena ia bernapas menggunakan gelembung udara.
Ada tiga jenis ikan paru-paru di dunia, yaitu ikan paru-paru afrika, ikan
paru-paru amerika selatan, dan ikan paru-paru queensland (Australia).
Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan lele,
gabus, gurami, dan betok memiliki alat bantu pernapasan yang disebut
labirin. Labirin merupakan perluasan ke atas dalam rongga insang,
dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak
teratur. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara (O2),
sehingga ikan-ikan tersebut dapat bertahan hidup pada perairan
yang kandungan oksigennya rendah. Selain dengan labirin, udara (O2)
juga disimpan di gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
Ikan
merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat poikilotermis
(berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya
serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang
disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata,
sekitar 50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara
vertebrata lain memiliki jenis atau spesies yang terbesar sekitar 25,988 jenis
yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini sebagian besar
tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis)
dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut,
dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan
hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar.
Sebagai bahan pangan, ikan merupakan
sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif.
Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah
kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat
besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet
di masa yang akan datang.
Sumber protein, lemak, vitamin dan
mineral yang ada pada daging ikan diperoleh dari luar, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan (pakan). Untuk mengkonsumsi makanan maka ikan memerlukan
sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses. Pencernaan adalah proses
penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi
sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke
seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui sistem pencernaan dan kelenjar pencernaan
yang terdapat pada ikan. Sedangkan mafaat dari penyusunan makalah ini adalah
dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber referensi atau acuan bagi para
pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum maupun para peneliti.
Sistem Pencernaan
Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk
tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat
pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari
mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan
anus.
a. Mulut
Bagian terdepan
dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan
hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili
scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir
berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar
bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba.
Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga mulut
Di bagian
belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata
pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan
permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah
masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
c. Farings
Lapisan
permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.
d. Esofagus
Permulaan dari
saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk
membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum
akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan
air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi)
e. Lambung
Lambung
merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung
ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam
berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai
penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan herbivora
terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan
secara fisik).
f. Pilorus
Pilorus
merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat
mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit.
g. Usus ( intestinum)
Merupakan
segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat
makanan
h. Rektum
Rektum
merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit
dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara
kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah
ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan
bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki
organ tersebut.
j. Anus
Anus merupakan
ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di
sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus
terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan
yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor
mendekati sirip dada.
2.3. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang
nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan
yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas
pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris
menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari
hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses
pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna
merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di
belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ
berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau
kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung
cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi
sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat
memproduksi cairan empedu.
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan
dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus
(menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan
sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu
saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan
terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
Proses Pencernaan
Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka
alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan
selanjutnat mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya
diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga
mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi
maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak
mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama,
maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung.
Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat
keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses
pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng
saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon
ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan
mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif, yaitu
sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak
mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon
kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati.
Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di
dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang
kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut
adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut
dalam air dan diserap oleh usus.
Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin
akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini
mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan
rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase
memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah
protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak
keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar
proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut
membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
. Penyerapan Sari Makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap
oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan,
tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam
usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai
jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada
jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa,
fruktosa dan lain-lain. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin.
Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk
asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan
gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe
(70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk
asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan
tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana.
Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah
pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama
adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan
terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu
protein, lemak dan karbohidrat.
2.6. Pencernaan Secara Fisik Mekanik dan Kimiawi
Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu
dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan.
Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu
melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan
secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena
adanya peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di
bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses
pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu
disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di
segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen
usus berasal dari hati, pankreas dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara
aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang
asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya
berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan
menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang
selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh
KESIMPULAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan
kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus,
kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu
saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula
digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings,
esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang berguna untuk menghasilkan enzim
pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan.
Sistem Reproduksi Ikan (Sistem Anatomi Ikan)
Reproduksi
pada ikan seperti halnya pada mahluk hidup lainnya, adalah suatu proses alamiah
dalam rangka pengelakan spesies. Reproduksi adalah suatu proses makhluk hidup dalam usaha pengabdian
spesies dan proses pemunculan spesies dengan ciri atau sifat yang merupakan
kombinasi perubahan genetik. Ikan mengembangkan berbagai strategi
reproduksi untuk mencapai keberhasilan reproduksi. Disini organ-organ yang
terkait dengan proses reproduksi sangat berperan. Hal ini berhubungan dengan
kondisi lingkungan perairan tempat hunian ikan. Perubahan lingkungan akan
memberikan efek yang berbeda pada spesies ikan yang berbeda. Beberapa jenis
ikan bahkan melakukan perjalanan ruaya yang jauh untuk memijah. Pemijahan yang
tepat tempat dan tepat waktu untuk kepastian keberhasilan reproduksi
terkait erat dengan peran sistem endoktrin.
Berdasarkan tipe-tipe reproduksi
dan seksualitas, ikan dapat di bedakan menjadi 3 tipe, yaitu :
· Biseksual
Biseksual dapat di artikan
sebagai jenis ikan yang memiliki dua kelamin dalam satu spesies atau dengan
kata lain dapat di bedakan menjadi jantan dan betina. Pembedaan ini dapat
dilakukan dengan melihat ciri seksual primer dan sekunder nya. Ciri seksual
primer hanya bisa di lihat dengan melakukan pembedahan. Ciri seksual primer hanya
dapat ditandai oleh organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi;
yaitu testis dan saluran pada ikan jantan, dan ovarium dan saluranya pada ikan
betina. Sedangkan ciri seksual sekunder dapat dibedakan oleh dimorfise seksual
atau melihat ciri morfologi dari ikan tersebut dan dikromatisme seksual dengan
melihat warna dari ikan tersebut.
· Uniseksual
Uniseksual dapat diartikan
sebagai organisme yang berkelamin tunggal. Pada beberapa spesies ikan penentuan
kelamin lebih mudah dilakukan karena semua individu berkelamin betina. Contoh
yang tepat mengenai fenomenan ini adalah kelompok ikan molly-amazon (Poecillia
formosa) merupakan ikan yang ditemukan pertama kali sebagai ikan yang
berkelamin betina. Molly-amazon bertindak sebagai parasit seksual terhadap dua
spesies lain dari genus yang sama. Sperma dari jantan dari jenis ikan inang
diperlukan untuk mengaktifkan perkembagan telur-telur molly-amazon, tetapi
penyatuan kromosom jantan dan betina tidak terjadi sehingga hanya terbentuk
betina yang secara genetik seragam. Pembentukan keturunan unuseksual ini
disebut dengan partenogenesis (partenos,perawan, dan genesis, kejadian).
· Hermaprodit
Hermaprodit dapat diartikan
sebagai sebuah organisme yang memiliki kelamin ganda. Hermaprodit dapat
dibedakan menjadi tiga tipe yaitu hermaprodit singkroni, hemaprodit protandi,
dan hemaprodit protogini. Hermaprodit singkroni adalah golongan ikan yang
gonadnya terdapat sel kelamin jantan dan betina yang dapat aktif secara
bersamaan. Hemaprodit protandi adalah golongan ikan yang dalam hidupnya
mengalami perubahan jenis kelamin dari jantan menjadi betina misalnya ikan
black porgy, ikan ini pada umur tiga tahun berubah dari kelamin jantan ke
betina. Hermaprodit Protogini adalah golongan ikan yang dalam hidupnya
mengalami perubahan dari jenis betina menjadi jantan misalnya Labroides
dimidiatus.
Organ reproduksi ikan dinamakan
dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad disebutt dengan testis, pada ikan
betina disebit dengan ovarium.
-
Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya memanjang
(longitudinal) pada umumnya berpasangan. Beratnya bisa mencapai 12 % atau lebih
dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna putih atau
kekuningan.
-
Ovarium berbentuk longitudinal. Letaknya internal
dan biasanya berjumlah sepasang. Jika dalam keadaan matang ovarium bisa mencapai 30-70% dari berat tubuhnya.
Warnanya pun berbeda-beda, sebagian besar berwarna keputih-putihan dan menjadi
kekuning-kuningan pada waktu matang. Kematangan testis dan ovarium
dipengaruhi oleh umur, spesies dan, ukuran.
Ikan memiliki siklus
reproduksi yang berbeda satu dengan lainya misalnya saja ikan salmon (Onchorhynchud ), lamprey laut ( Petromyzon marinus) dan
sidat ( Anquilla ) yang bereproduksi satu kali dalam hidupnya.
Ada juga ikan yang bereproduksi empat minggu sekali contohnya Ikan seribu (Lebistes reticulatus).
Namun ada juga ikan yang memijah dua sampai tiga kali dalam setahun misalnya
ikan mujair (Oreochromis
mossambicus).
Dalam pemijahan ikan memiliki tempat
pemijahan yang berbeda-beda, Diantaranya:
1. Memijah
pada dasar perairan yang berbatu disebut golongan ikan Litophil.
2. Memijah
pada pasir disebut golongan ikan Psamophil.
3. Memijah
pada kolam air pada kolam terbuka disebut golongan ikan Pelagophil.
4. Memijah
pada cangkang yang telah mati biasanya disebut golongan ikan Ostrachophil.
Berdasarkan tempat embrio berkembang dan tempat terjadinya pembuahan
digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Ovivar
(bertelur)
Golongan ikan ovivar adalah ikan
yang mengeluarkan telur pada saat pemijahan, sebagian besar jenis ikan termasuk
golongan ini.
2. Vivipar
(beranak)
Golongan ikan vivipar adalah ikan
yang perkembangan embrionya berada dalam tubuh induknya dan perkembangan embrionya
dipengaruhi oleh tali plasenta, contohnya beberapa ikan elasmobranchii.
3. Ovovivipar
(bertelur beranak)
Golongan ikan ovovivipar adalah
golongan ikan yang perkembangan embrionya berada dalam tubuh, namun
perkembangan embrionya tidak dipengaruhi oleh tali plasenta, namun oleh kuning
telur, contohnya ikan rockfish (Scorpaenidae).
Perkembangan embrio diawali saat
proses impregnasi, yaitu saat sel jantan memasuki sel telur. Fertililasi sel
telur dikatakan sempurna ketika inti sel telur dan spermatozoa menyatu dalam
sitoplasma telur, persatuan kedua inti sel tersebut mengakhiri proses pembuahan
dan membentuk zigot. Tahap perkembangan embrio ikan dimulai dari Morula,
Blastula, Gastrula, dan Organogenesis.
Ekskresi Ikan
Sistem
Ekskresi Ikan –
Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya terdapat dua jenis ikan, yaitu ikan laut
dan ikan air tawar. Perbedaan salinitas lingkungan tempat hidup ikan itu
menyebabkan perbedaan pada kerja ginjal dari masing-masing ikan. Pada ikan air
tawar, lingkungan hipotonik menyebabkan air masuk terus-menerus ke dalam tubuh.
Agar terhindar dari pengenceran cairan tubuh, ginjal ikan harus bekerja keras
mengeluarkan air ini dalam bentuk urin. Darah yang membawa air dan garam-garam
akan memasuki kapsula Bowman melalui glomerulus. Pada kapsul bowman akan
terjadi filtrasi. Zat-zat yang masih dibutuhkan diserap kembali oleh arteri
oeritubuler yang mengelilingi tubulus. Perhatikan Gambar Sistem Ekskresi Ikan
berikut:
Sistem
Ekskresi Ikan
Setelah
penyerapan garam-garam tubuh selesai, terbentuklah urin yang pada kenyataannya
tidak lebih daripada air saja, sebab sebagian besar limbah nitrogen dibuang
secara difusi melalui insang. Dapat dikatakan bahwa bagi ikan air tawar, ginjal
merupakan alat keseimbangan air, selain sebagai alat ekskresi. Dari ginjal,
urin akan dialirkan ke saluran urin menuju kloaka atau bahkan langsung ke luar
melalui pori/lubang urinaria, bersebelahan dengan lubang kotorannya. Pada
beberapa jenis ikan, terutama ikan jantan, saluran urin bersatu dengan saluran
reproduksi. Kantongnya disebut sinus urogenitalis.
Ikan laut
menghadapi masalah yang berbeda. Justru salinitas yang tinggi menyebabkan
cairan tubuhnya tersedot ke luar terus-menerus. Oleh karena itu, cara
ekskresinya berbeda. Pada ikan bertulang rawan, seperti ikan hiu, ginjalnya
lebih banyak menyerap urea kembali ke dalam darahnya. Ini dilakukan agar
tekanan osmosis darah sama dengan tekanan osmosis air laut. Keadaan isotonis
ini dapat mencegah mengalirnya cairan tubuh ke luar. Kadar urea dalam darah hiu
hampir 80 kali lipat kadar urea pada vertebrata lainnya. Fungsi ginjal ikan
laut sama dengan ginjal vertebrata darat, yaitu menyaring limbah nitrogen,
garam-garam, dan sedikit sekali air. Pebedaan hanya terdapat pada kadar
ureanya.
memiliki
glomerulus. Garam-garam dan limbah nitrogen dikeluarkan melalui tubulus
dan sistem portal renal yang baik.
Rangka
sangatlah penting bagi makhluk hidup, dengan adanya sistem rangka maka tubuh makhluk
hidup bisa tegak berdiri, menunjang atau menyokong organ tubuh dan lain
sebagainya.
Fungsi
Rangka
Ø Menegakkan tubuh
Ø Menunjang atau menyokong organ-organ tubuh
Ø Melindungi organ-organ tubuh
Ø Pembentukan butir darah merah
Jenis Tulang
Terdapat 2
jenis tulang, yaitu sejati dan tulang rawan. Seluruh rangka
Elasmobranchii terdiri dari tulang rawan, sedangkan Osteischthyes terdiri dari
tualang sejati. Tulang Osteichthyes awalnya terbentuk dari tulang rawan,
kemudian materinya menjadi tulang sejati dalam bentuk khusus melalui proses
osifikasi.
Bentuk Tubuh
Ikan
Pada umumnya
ikan berbentuk bilateral simetris, namun ada juga ikan yang berbentu non
bilateral simetris, contohnya ikan ilat-ilat. Selain itu juga ada ikan yang
berbentuk :
1. Torpedo,
contohnya : ikan tuna
2. Pipih/kompresed,
contohnya : ikan mas
3. Picak/depresed,
contohnya : ikan lele
4. Berbentuk
seperti mengular, contohnya : belut, sidat
Rangka pada
ikan yang dibedakan berdasarkan letak dibagi menjadi 4 :
1.
Rangka
Eksternal
2.
Rangka
Membranous
3.
Rangka Axial
4.
Rangka
Appendicular
Berikut
penjelasannya :
1.
Rangka
Eksternal adalah
rangka yang terdapat pada kulit seperti sisik, jari-jari sirip, drivat sisik
yang terdapat pada kulit ikan bertulang sejati, jari-jari sirip ikan bertulang
rawan, jaringan penghubung kulit, otot, tulang, dan cartilago.
2.
Rangka
Membranous terdiri dari:
3.
Rangka Axial
4.
Rangka
Appendicular
Berikut
penjelasannya :
1.
Rangka
Eksternal adalah
rangka yang terdapat pada kulit seperti sisik, jari-jari sirip, drivat sisik
yang terdapat pada kulit ikan bertulang sejati, jari-jari sirip ikan bertulang
rawan, jaringan penghubung kulit, otot, tulang, dan cartilago.
2.
Rangka
Membranous terdiri dari:
-
Perineural
-
Perinerium
-
Perichondrium
-
Periosteum
-
Perimysium
(menyeliputi otot)
-
Peritoneum
(menutupi organ tubuh)
-
Pericardium
(menutupi jantung)
-
Tendons
-
Mesenterium
3.
Rangka Axial
adalah rangka yang sejajar dengan sumbu axial, yang meliputi:
1)
Tengkorak
2)
Tulang
belakang
3)
Tulang rusuk
4)
Tulang intermuscular
Berikut penjelasannya:
1) Tengkorak
Pada
dasarnya perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber, yaitu :
1.
Chondrocranium (neorocranium) : pembungkus otak yg pada mulanya berasal
dari tulang rawan diganti menjadi tulang sejati
2.
Dermocranium : tulang tengkorak yang asalnya di buat dari sisik yang
berfusi dalam dermis. Kemudian bersatu dengan chondrocranium sebagai bahan dari
tengkorak
3.
Splanchnocranium : tulang tengkorak yg berasal dr rangka visceral dan
kebanyakan kelak menjadi tulang pipih pada tengkorak.
Tengkorak Ikan Elasmobranchii
Pada ikan
elasmobranchi mempunyai tengkorak yang dibentuk dari rangka rawan hingga batas
bagian-bagiannyatidak nyata. Sebaliknya , ikan teleostei mempunyai rangka yang
sudah terossifikasi dengan baik hingga batas bagian-bagiannya muudah terlihat.
Ikan
elasmobranchii, tulang tengkorak terdiri dari chondrocranium yang terdiri dari
neurocranium sebagai pelindung otak dan dua pasang kasul sensory (telinga dan
mata), dan branchicranium atau lengkung visceral yang dasarnya berjumlah
delapan berikut drivat-drivatnya, yaitu : rahang atas (pterygoquadrate) dan
rang bawah (rawan Mackel atau mandibular) yang masing-masing merupakan
modifikasi lengkung visceral ke-dua; tulang hyoid, yang diduga merupakan
modifikasi lengkung visceral ke-tiga, terletak di sebelah belakang rahang
bawah; lengkung visceral IV sampai VIII yang menjadi lengkung insang I s/d V.
Lengkung visceral I telah hilang dan berubah menjadi rawan labial (gambar 27).
Tengkorak Ikan Teleostei
Pada ikan teleostei, setelah kulit dan otot yang melekat dibuka maka akan
terlihat neurocranium dan branchiocranium, yang terdiri dari:
a) Tulang supra-occipital, terletak
kira-kira sebelah atas foramen magnum atau lubang syaraf medula oblongata yang
berhubungan dengan vertebra.
b) Tulang parietal, merupakan atap
tengkorak yang paling posterior terletak di anterior tulang supra-occipital.
c)
Tulang
frontal, di anterior tulang parietal di atas mata sampai bagian atas anterior
mata.
d) Pre-frontal, tulang kecil di
anterior tulang frontal.
e) Tulang nasal, terletak di anterior
tulang frontal di antara kedua lubang hidung (nares).
f)
Tulang
rahang atas, terdiri dari tulag-tulang pre-maxilla (bibir atas) di aterior
tulang nasal; maxilla, terletak di sebelah belakang pre-maxilla.
g) Tulang rahang bawah, terdiri dari
tlang-tulang dentary atau tulang rahang bawah bagian anterior; articular, di
sebelah posterior tulang dentary; dan angular, tulang kecil di bawah tulang
articular.
h) Tulang qudrate, posterio-dorsal
tulang articular, berpasangan.
i)
Tulang
pteygoid, bagian tulang pipi, terletak di antara tulang Qudrate dan maxilla, di
bawah mata.
j)
Tulang
metapterygoid, di posterior tulang pterygoid dan di anterior tulang quadrate.
k) Lachrymal, besar, terletak
anterior-ventral rongga mata di antara tulang maxilla dan tulang nasai.
l)
Circum
orbital, merupakan tulang rongga mata sebelah ventral.
m) Tulang pro-otic, tulang kapsul
telinga terletak di posterior circum orbital.
n) Tulang hyomandibular, besa, terletak
di atas tulang metapterygoid.
o) Tulang sphenotic, bagian kapsul
telinga di atas hyomandibular di bawah tulang frontal, kecil.
p) Tulang epiotic, bgian kapsul telinga
di posterior-dorsal sphenotic, kecil.
q) Tulang pterotic, bagian kapsul telinga
di bawah epiotic di atas operculum.
r)
Tulang
symplectic, tulang kecil di ujung bawahhyomandibular.
s)
Tulang-tulang
tutup insang, terdiri dari: pre-operculum atau tutup insang anterior, di
posterior tulang hyomandibular; operculum, besar dan pipih di posterior
pre-operculum; sub-operculum; terletak di posterior operculum, lebih kecil dan
interior-operculum terletak di bawah operculum dan pre-operculum.
2) Tulang belakang dan Tulang rusuk
Tulang punggung berkembang dari
sclerotome yg terdapat di sekeliling notochorda dan batang saraf. Tiap-tiap
pasang sclerotome berkembang menjadi 4 pasang rawan yang disebut arculia.
Basidorsal (arculia yg terletak diatas notochorda dan yg didepan) akan
berkembang menjadi cucuk neural dan basiventral (arculia yg terlatak di bawah
notochorda dan yg di bawah) akan berkembang menjadi cucuk haemal.
Ø Berdasarkan pembentukannya, ada 2 macam tulang punggung :
a. Monospondyly : di bentuk dari persatuan interdorsal dan interventral suatu
somite dengan basidorsal dan basiventral somite dibelakangnya. Jika berhasil
akan membentuk centrum.
b. Diplospondyly : jika tahap di atas gagal maka dalam satu somite akan
terbentuk 2 ruas tulang punggung. Misalnya pada ikan amia
Ø Tulang
punggung di badan berbeda dengan di ekor. Tiap-tiap ruas di badan dilengkapi
oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan. Pada ekor tiap ruasnya di bagian
bawah hanya terdapat 1 cucuk haemal dan diatas terdapat cucuk neural.
4. Rangka Appendicular
Yang
termasuk dalam rangka appendicular pada ikan adalah tulang penyokong sirip
berikut pelekatnya. Rangka appendicular sirip dorsal dan sirip anal ikan-ikan
teleostei adalah tulang pterygyophore, yang terdiri dari pterygyphore proximal
(axonost), terdapat diantara duri neural atau hemal; pterygyophore intermediate
di sebelah luarnya; dan pterygyophore distal (baseost), terletak di paling luar
yang berhubungan dengan jari-jari sirip.
Pada ikan
Elasmobranchii, sirip dorsal dan sirip anal ditunjang oleh rangka rawan, yang
terdiri dari rawan basalia, yang berdekatan dengan vertebra dan rawan radial di
dekat jari sirip. Rangka appendicular sirip pectoral ikan elasmobranchii berupa
rawan coraco-scapular yang kuat berbentuk huruf U, terdiri dari sepasang
coracoid pada bagian ventral tempat melekat sirip pada ujungnya, scapular di
bagian atas coracoid dan suprascapular pada bagian paling ujung. Pada ikan
teleostei, rangka appendicular sirip pectoral terdiri dari rangka rawan, yaitu
sepasang coracoid; scapular; dan radialia, yng berhubungan langsung dengan
jari-jari sirip, dan dari rangka dermal yaitu cleitrum; supra-cleitrum di
atasnya; dan post-cleitrum di bagian posterior
Sirip vetral
ikan elasmobranchii ditunjang oleh tulang rawan pelvic; tulang basipterigium
terdapat dibawahnya, tempat menempel sirip ventral; dan raawan bsal (axial)
yang merupakan lanjutan dari basipterigium. Pada ikan elasmobranchii jantan
dewasa, rawan basal (axial) tersebut dilengkapi dengn alat bantu kopulasi yang
disebut Clasper. Pada ikan teleostei, sirip ventralmenempel pada tulang-tulang
basipterygium, yang bagian anteriornya berhubungan dengan tulang cleithrum dari
sirip pecyoral.
-
Perineural
-
Perinerium
-
Perichondrium
-
Periosteum
-
Perimysium
(menyeliputi otot)
-
Peritoneum
(menutupi organ tubuh)
-
Pericardium
(menutupi jantung)
-
Tendons
-
Mesenterium
3.
Rangka Axial
adalah rangka yang sejajar dengan sumbu axial, yang meliputi:
1)
Tengkorak
2)
Tulang
belakang
3)
Tulang rusuk
4)
Tulang
intermuscular
Berikut penjelasannya:
1) Tengkorak
Pada
dasarnya perkembangan embrionik tengkorak ikan berasal dari 3 sumber, yaitu :
1.
Chondrocranium (neorocranium) : pembungkus otak yg pada mulanya berasal
dari tulang rawan diganti menjadi tulang sejati
2.
Dermocranium : tulang tengkorak yang asalnya di buat dari sisik yang
berfusi dalam dermis. Kemudian bersatu dengan chondrocranium sebagai bahan dari
tengkorak
3.
Splanchnocranium : tulang tengkorak yg berasal dr rangka visceral dan
kebanyakan kelak menjadi tulang pipih pada tengkorak.
Tengkorak Ikan Elasmobranchii
Pada ikan
elasmobranchi mempunyai tengkorak yang dibentuk dari rangka rawan hingga batas
bagian-bagiannyatidak nyata. Sebaliknya , ikan teleostei mempunyai rangka yang
sudah terossifikasi dengan baik hingga batas bagian-bagiannya muudah terlihat.
Ikan
elasmobranchii, tulang tengkorak terdiri dari chondrocranium yang terdiri dari
neurocranium sebagai pelindung otak dan dua pasang kasul sensory (telinga dan
mata), dan branchicranium atau lengkung visceral yang dasarnya berjumlah delapan
berikut drivat-drivatnya, yaitu : rahang atas (pterygoquadrate) dan rang bawah
(rawan Mackel atau mandibular) yang masing-masing merupakan modifikasi lengkung
visceral ke-dua; tulang hyoid, yang diduga merupakan modifikasi lengkung
visceral ke-tiga, terletak di sebelah belakang rahang bawah; lengkung visceral
IV sampai VIII yang menjadi lengkung insang I s/d V. Lengkung visceral I telah
hilang dan berubah menjadi rawan labial (gambar 27).
Tengkorak Ikan Teleostei
Pada ikan teleostei, setelah kulit dan otot yang melekat dibuka maka akan
terlihat neurocranium dan branchiocranium, yang terdiri dari:
a) Tulang supra-occipital, terletak
kira-kira sebelah atas foramen magnum atau lubang syaraf medula oblongata yang
berhubungan dengan vertebra.
b) Tulang parietal, merupakan atap
tengkorak yang paling posterior terletak di anterior tulang supra-occipital.
c)
Tulang
frontal, di anterior tulang parietal di atas mata sampai bagian atas anterior
mata.
d) Pre-frontal, tulang kecil di
anterior tulang frontal.
e) Tulang nasal, terletak di anterior
tulang frontal di antara kedua lubang hidung (nares).
f)
Tulang
rahang atas, terdiri dari tulag-tulang pre-maxilla (bibir atas) di aterior
tulang nasal; maxilla, terletak di sebelah belakang pre-maxilla.
g) Tulang rahang bawah, terdiri dari
tlang-tulang dentary atau tulang rahang bawah bagian anterior; articular, di
sebelah posterior tulang dentary; dan angular, tulang kecil di bawah tulang articular.
h) Tulang qudrate, posterio-dorsal
tulang articular, berpasangan.
i)
Tulang
pteygoid, bagian tulang pipi, terletak di antara tulang Qudrate dan maxilla, di
bawah mata.
j)
Tulang
metapterygoid, di posterior tulang pterygoid dan di anterior tulang quadrate.
k) Lachrymal, besar, terletak
anterior-ventral rongga mata di antara tulang maxilla dan tulang nasai.
l)
Circum
orbital, merupakan tulang rongga mata sebelah ventral.
m) Tulang pro-otic, tulang kapsul
telinga terletak di posterior circum orbital.
n) Tulang hyomandibular, besa, terletak
di atas tulang metapterygoid.
o) Tulang sphenotic, bagian kapsul
telinga di atas hyomandibular di bawah tulang frontal, kecil.
p) Tulang epiotic, bgian kapsul telinga
di posterior-dorsal sphenotic, kecil.
q) Tulang pterotic, bagian kapsul
telinga di bawah epiotic di atas operculum.
r)
Tulang
symplectic, tulang kecil di ujung bawahhyomandibular.
s)
Tulang-tulang
tutup insang, terdiri dari: pre-operculum atau tutup insang anterior, di
posterior tulang hyomandibular; operculum, besar dan pipih di posterior
pre-operculum; sub-operculum; terletak di posterior operculum, lebih kecil dan
interior-operculum terletak di bawah operculum dan pre-operculum.
2) Tulang belakang dan Tulang rusuk
Tulang punggung berkembang
dari sclerotome yg terdapat di sekeliling notochorda dan batang saraf.
Tiap-tiap pasang sclerotome berkembang menjadi 4 pasang rawan yang disebut
arculia. Basidorsal (arculia yg terletak diatas notochorda dan yg didepan) akan
berkembang menjadi cucuk neural dan basiventral (arculia yg terlatak di bawah
notochorda dan yg di bawah) akan berkembang menjadi cucuk haemal.
Ø Berdasarkan pembentukannya, ada 2 macam tulang punggung :
a. Monospondyly : di bentuk dari persatuan interdorsal dan interventral suatu
somite dengan basidorsal dan basiventral somite dibelakangnya. Jika berhasil
akan membentuk centrum.
b. Diplospondyly : jika tahap di atas gagal maka dalam satu somite akan
terbentuk 2 ruas tulang punggung. Misalnya pada ikan amia
Ø Tulang
punggung di badan berbeda dengan di ekor. Tiap-tiap ruas di badan dilengkapi
oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan. Pada ekor tiap ruasnya di bagian
bawah hanya terdapat 1 cucuk haemal dan diatas terdapat cucuk neural.
4. Rangka Appendicular
Yang
termasuk dalam rangka appendicular pada ikan adalah tulang penyokong sirip
berikut pelekatnya. Rangka appendicular sirip dorsal dan sirip anal ikan-ikan
teleostei adalah tulang pterygyophore, yang terdiri dari pterygyphore proximal
(axonost), terdapat diantara duri neural atau hemal; pterygyophore intermediate
di sebelah luarnya; dan pterygyophore distal (baseost), terletak di paling luar
yang berhubungan dengan jari-jari sirip.
Pada ikan
Elasmobranchii, sirip dorsal dan sirip anal ditunjang oleh rangka rawan, yang
terdiri dari rawan basalia, yang berdekatan dengan vertebra dan rawan radial di
dekat jari sirip. Rangka appendicular sirip pectoral ikan elasmobranchii berupa
rawan coraco-scapular yang kuat berbentuk huruf U, terdiri dari sepasang
coracoid pada bagian ventral tempat melekat sirip pada ujungnya, scapular di
bagian atas coracoid dan suprascapular pada bagian paling ujung. Pada ikan
teleostei, rangka appendicular sirip pectoral terdiri dari rangka rawan, yaitu
sepasang coracoid; scapular; dan radialia, yng berhubungan langsung dengan
jari-jari sirip, dan dari rangka dermal yaitu cleitrum; supra-cleitrum di
atasnya; dan post-cleitrum di bagian posterior
Sirip vetral
ikan elasmobranchii ditunjang oleh tulang rawan pelvic; tulang basipterigium
terdapat dibawahnya, tempat menempel sirip ventral; dan raawan bsal (axial)
yang merupakan lanjutan dari basipterigium. Pada ikan elasmobranchii jantan
dewasa, rawan basal (axial) tersebut dilengkapi dengn alat bantu kopulasi yang
disebut Clasper. Pada ikan teleostei, sirip ventralmenempel pada tulang-tulang
basipterygium, yang bagian anteriornya berhubungan dengan tulang cleithrum dari
sirip pecyoral.
SISTEM SARAF DAN SENSORIK IKAN
Sistem saraf adalah sebagai sistem koordinasi
untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status
kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem
saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk
mengeluarkan hormon-hormon yang hormon dikirim ke organ target dan aktivitas
metabolisme dibutuhkan akan merangsang jaringan-jaringan.
v Sistem saraf terdiri dari :
1. sistem cerebro spinal :
2. sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
3. sistem saraf tepi
4. sistem otonomi : simpati dan parasimpati
5. organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
6. sistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL mendeteksi kondisi lingkungan (pH, suhu,)
1. sistem cerebro spinal :
2. sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
3. sistem saraf tepi
4. sistem otonomi : simpati dan parasimpati
5. organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
6. sistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL mendeteksi kondisi lingkungan (pH, suhu,)
Vertebrata ( hewan bertulang belakang ) menerima
rangsangan dari lingkungan melalui organ perasa (sense organ) yaitu otak dan
sumsum tulang belakang yang melalui impuls ke otak atau kelenjar.
Syaraf adalah organ yang paling dulu dibentuk dari
lapisan terluar (exoderm) yang berfungsi sebagai penghubung. System syaraf
bersama-sama dengan system hormonal mengatur peranan penting dalam proses
koordinasi dan pengaturan semua aktivitas yang berlangsung dalam tubuh.
Perbedaannya adalah bahwa koordinasi dan pengaturan melalui saraf berjalan
relative cepat jika dibandingkan melalui system hormonal.
Pusat koordinasi syaraf terdapat pada otak dan sumsum
tulang belakang yang menyampaikan perintah melalui impuls syaraf yang dibawa
oleh syaraf motoris ke organ-organ efektor, dan sebaliknya, otak akan menerima
informasi melalui sinyal-sinyal yang dibawa oleh syaraf sensoris dari reseptor.
Dalam menjalarkan impuls baik yang berasl dari syaraf
pusat ke efektor, maupun dari reseptor ke otak dibantu oleh adanya
neurotransmitter yang bekerja pada sinaps sebagai titik temu antara dua neuron.
Neuron atau sel syaraf hanyalah merupakan satuan/unit structural, sedangkan
unit fungsionalnya merupakan apa yang disebut lengkung refleks yang terdiri
atas syaraf pusat sebagai pusat koordinasi, syaraf sensoris, syaraf motoris,
efektor dan reseptor.
Ikan biasanya memiliki cukup kecil otak relatif terhadap ukuran tubuh dibandingkan dengan
vertebrata lainnya, biasanya satu-lima belas massa otak dari burung berukuran
sama atau mamalia. Namun, ikan beberapa memiliki otak yang relatif besar,
terutama mormyrids dan hiu , yang telah untuk berat badan otak tentang besar sebagai
relatif burung dan marsupial.
Otak Ikan dibagi menjadi beberapa daerah. Di
depan adalah lobus penciuman , sepasang struktur yang
menerima dan memproses sinyal dari lubang hidung melalui dua saraf penciuman Lobus penciuman yang
sangat besar dalam ikan yang berburu terutama oleh bau, seperti. hagfish, hiu,
dan lele. Di balik cuping pencium adalah dua-lobed telencephalon , setara struktural ke otak dalam vertebrata yang lebih tinggi. Dalam
ikan telencephalon yang bersangkutan kebanyakan dengan penciuman.
Bersama ini membentuk struktur otak depan.
Menghubungkan otak depan untuk otak tengah adalah diencephalon (dalam diagram, struktur ini
adalah di bawah lobus optik dan akibatnya tidak terlihat). Diensephalon
melakukan fungsi yang berhubungan dengan hormon dan homeostasis. Struktur ini mendeteksi cahaya,
memelihara circadian irama, dan kontrol perubahan warna. Para otak tengah atau mesencephalon berisi dua lobus optik .Ini sangat besar pada spesies yang
berburu dengan pengelihatan, seperti rainbow trout dan Cichlids. The hindbrain atau metencephalon terutama terlibat dalam kolam dan
keseimbangan.
Serebelum adalah sebuah struktur lobed tunggal yang
biasanya merupakan bagian terbesar dari otak. Hagfish dan lamprey memiliki cerebellae relatif kecil, sedangkan mormyrid otak kecil yang besar dan tampaknya mereka terlibat
dalam arti listrik. Batang otak atau myelencephalon adalah otak posterior. Dan juga
mengendalikan beberapa otot dan organ tubuh, pada ikan bertulang setidaknya,
batang otak mengatur pernapasan dan osmoregulasi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar